JANGKARNESIA.COM, PEKANBARU - Beredarnya video di media sosial dan WhatsApp group wartawan tentang aksi peserta didik (siswa-siswi) yang mendapatkan tanggapan negatif dari sejumlah netizen. Aksi yang tidak harusnya dicontoh oleh peserta didik. Selain mencederai dunia pendidikan, hal tersebut juga tidak sesuai dengan budaya bangsa yang harus dikembangkan.
Video yang diunggah oleh IG dwolv_18 dan riskachya.t bersumber dari sekolah yang sama. Menayangkan adegan sejumlah siswa-siswi sedang berjoget menggunakan seragam lengkap pendidikan, tak ubah bagaikan di diskotik. Aksi tersebut diduga saat berada disekolah.
Dalam video yang diunggah, terlihat para pelajar berada didalam satu ruangan sekolah tanpa cahaya, dengan menyalakan lighting handphone.
Siswa-siswi berjoget bersama, dengan diiringi musik DJ, yang diduga telah disediakan peralatan musik lengkap oleh sekolah sebelumnya, tak ubahnya seperti di diskotik. Hal tersebut mendapat cuitan dari sejumlah netizen, terkesan telah menodai dunia pendidikan.
Setelah diketahui aksi tersebut dilakukan oleh siswa-siswi SMKN 7 yang beralamat di Jalan KLM Yos Sudarso, kelurahan Lembah Damai Kecamatan Rumbai, kota Pekanbaru provinsi Riau.
Terkait Viral nya video tersebut, awak media mendatangi sekolah, agar mendapat kejelasan dari pendidiknya. Tidak puas dengan penjelasan yang diberikan para pendidik. Awak media mencoba mengkonfirmasi kepala sekolah (Kepsek) SMKN 7 kota Pekanbaru Padmi Riana, melalui pesan WhatsApp dinomor selulernya +62 813-7114-13XX, iya mengatakan.
"Sudah kita selesaikan pak, kami juga sangat prihatin terhadap perbuatan siswa tersebut," Ujar kepsek Padmi Riana.
Namun dalam hal tersebut, kepala sekolah SMKN 7 kota Pekanbaru itu tidak menjelaskan detail selesai permasalahan tentang video yang sudah viral itu.
Tidak sampai disitu, awak media juga menghubungi kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Riau Dr. Nilam Suri, tentang video viral siswa-siswi SMKN 7 Kota Pekanbaru.
"Hal ini dipengaruhi banyak unsur, salah satunya adalah media sosial khususnya . Jadi keingintahuan anak-anak saat ini tinggi sekali. Hanya mungkin yang kurang tepat adalah dilakukan di kelas, sehingga membuat hal yang tidak biasa, dan belum diterima di masyarakat," Jelas Dr. Nilam Suri, kepala BPMP Riau, Kamis (25/1/2024).
Lanjut dia, Informasi dari Kabid SMK bahwa sudah di selesaikan di sekolah, dan sudah dikomunikasikan dengan orang tua murid.
Namun kepala BPMP Riau itu, tidak menjelaskan tentang klarifikasi video yang sudah beredar dan viral. (......./ tim)